Awalnya mungkin hanya sekedar menyambung silaturahim dengan teman-teman lama, namun lama kelamaan tergoda untuk menonjolkan diri sendiri. Hingga tanpa sadar sudah membeberkan tentang seluk beluk dirinya dengan sangat transparan.
Interaksi dalam facebook bisa menjadi positif jika diisi dengan saling menasihati dalam kebaikan dan kebenaran. Dan akan lebih baik lagi jika nasihat-nasihat tersebut adalah agar meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita pada Allah. Ada beberapa orang yang memanfaatkan status di facebook untuk menyebarkan mutiara-mutiara hikmah dalam rangka mengingatkan kita pada Allah. Namun status-status yang terlalu ‘berat’ tersebut lebih sering sepi pengunjung. Entah karena si pemilik status jarang mengunjungi orang lain atau karena tulisannya dinilai terlalu panjang dan terlalu ‘berat’ sehingga orang tidak berani untuk mengomentari. Yang sering mendapat komentar adalah status yang berisi: curahan hati si pemilik status, keluhan-keluhan, peristiwa yang baru saja dialami.
memang kalo kita amati hampir sbagian facebooker beramai-ramai dan berlomba-lomba memajang status, foto dan aktivitasnya di depan umum dan berharap semua orang yang ada di list friend mereka melihat kegiatan mereka. Harapan itu tak sekedar ingin dilihat tapi juga ingin dikomentari. Semua orang ramai-ramai mencari perhatian. Semua orang mendadak ingin terlihat populer. Ada yang bangga karena facebooknya mendapat komentar terbanyak dari rekan-rekannya. Ada yang bangga karena foto-fotonya ter-update setiap saat. Ada yang bangga karena statusnya banyak yang mengomentari, ada yang bangga karena punya teman orang-orang terkenal dlsb.
Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya bersifat internal, menjadi kebanggaan di statusnya. Lihat saja beberapa status di facebook:
Seorang wanita menuliskan “Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya…?”–kemudian puluhan komen komen nakal bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan “mau ditemanin...?
Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru saja di-upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek…padahal sebagian besar yang di dalam foto tersebut sudah berjilbab
Ada pula yang komen di wall temannya “ eeeh ini si anu ya …., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu…” –lupa kalau si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis.
Dan banyak lagi status-status yang lainnya.
Rasanya hilang apa yang diajarkan seseorang yang sangat dicintai Allah…., yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Rasulullah kepada umatnya. Seseorang yang sangat menjaga kemuliaan dirinya dan keluarganya . Ingatkah ketika Rasulullah bertanya pada Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“ Wahai Aisyah apa yang dapat saya makan pagi ini?” maka Istri tercinta, sang Humairah, sang pipi merah Aisyah menjawab, “ Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat kita makan pagi ini”. Rasul dengan senyum teduhnya berkata, “Baiklah Aisyah, aku berpuasa hari ini”. Tidak perlu orang tahu bahwa tidak ada makanan di rumah rasulullah….
Bahwasanya kehormatan menjadi salah satu indikator keimanan seseorang....